Header Ads

Burung Hwa Mei


Burung Hwa Mei | Ocehan Kenari, yang pada satu tahun lebih yang lalu adalah burung yang disukai beberapa pengagum burung di Indonesia, juga Malaysia, Thailand serta Singapur. Burung ini terhitung satu diantara burung " dahsyat ", yang mempunyai nada yang " menggelegar " serta memekakkan telinga. Diluar itu burung Hwa Mei ini dapat mempunyai banyak variasi nada dengan lantunan serta pengulangan yang panjang, yang menurut arti pengagum burung untuk " ngerol ". Sedang nada pemanggil berbentuk nada sempritan panjang yang khas.

Namun pada satu tahun lebih paling akhir ini, burung yang datang dari negeri China ini seperti menghilang dari market, juga kelas nya pada tiap-tiap lomba juga hampir tak ada lagi. Kemana burung ini?

Menurut pembicaraan sebagian pengagum burung, dari ada wabah flu burung yang dimulai dari China, maka burung-burung yang datang dari daratan China kelihatannya tak diijinkan lagi masuk ke Indonesia, juga dari daratan China nya sendiri tak diijinkan keluar dari negeri China. Hingga burung-burung yang datang dari China pada saat dulu membanjiri pasar burung Indonesia, seperti Hwa Mei, Robin, Poksay, Sam Ho, San Ma dan sebagainya, waktu ini telah makin langka ditemukan di pasar-pasar burung Indonesia. Jikalau ada ditemukan beredar di pasar burung, umumnya itu yaitu sisa-sisa dari burung-burung saat lalu. Penangkaran? kelihatannya burung-burung yang datang dari China ini juga, sedikit susah ditangkarkan, barangkali telah ada yang sukses, namun sedikit, serta belum dapat di produksi dengan cara besar-besaran.

Hwa Mei atau Garrulax canorus, dari keluarga Passerine datang dari Asia Timur. Nama Hwa Mei datang dari bhs China " Hua Mei ", yang artinya " alis dicat ", atau " alis berwarna ". Di Indonesia popular dengan nama Hwa Mei, Wambi atau Wambe.

Klasifikasi :kelas : Aves
ordo : Passeriformes
family : Timaliidae
genus : Garrulax
species : Garrulax canorus

Pada mulanya dari daratan Taiwan, ada species Leucodioptron taewanum yang dikira untuk sub species dari Garrulax canorus, namun beberapa waktu terakhir dinyatakan untuk spesies yang terpisah. Menurut studi b sitokrom mitokondria gen, Li et al. (2006) menyebutkan bahwasanya 2 spesies menyimpang lebih kurang 1, 5 juta th. yang lalu dengan 2 subspesies Cina Hwamei divergen lebih kurang 600. 000 th. yang lalu.

Belakangan ini genus Garrulax dipindahkan ke genus baru yakni genus Leucopdioptron, yang terbagi dalam 2 species, yakni :

1. Leucodioptron canorum, 
Pada mulanya pernah dimasukkan ke dalam genus Turdus, namun beralih jadi genus Garrulax. Lalu lalu dinyatakan sejenis dengan Leucodioptron taewanum, namun tidak sama dengan cara penting dalam bulu, morfometrik serta genetika, serta untuk sebagian tingkatan dalam nada. Species ini terbagi dalam 2 sub species, yakni :

ssp canorum, Linnaeus, 1758 - China (Gansu, Shaanxi, Hubei, Henan serta Jiangsu ke Yunnan, Guangxi serta Guangdong), juga Laos serta Vietnam.
ssp owstoni, Rothschild, 1903 - Hainan. Burung ini pada badan sisi bawah lebih pucat serta lebih berwarna zaitun di bagian punggung.


2. Leucodioptron taewanum, 
Dengan cara penting tidak sama dalam bulu, morfometrik serta genetika, dan nada dengan species Leucodioptron canorum. Species ini yaitu monotypic.

Burung Hwa Mei memiliki ukuran badan pada 21 hingga 25 cm panjang dengan luas, sayap bulat serta ekor berupa kipas. Bulu didominasi warna coklat kemerahan dengan steak gelap dibagian belakang, mahkota serta tenggorokan. Suatu cincin putih di lebih kurang mata yang membentang mundur untuk garis putih.

Perawatan :Burung Hwa Mei mempunyai karakter figther yang tinggi, hingga mendengar nada Hwa Mei dari terlalu jauh juga bakal segera bikin burung ini bereaksi dengan keluarkan suara-suara dahsyatnya. Burung ini terhitung burung yg tidak susah perawatnnnya, cuma saja yang butuh dijaga yaitu mengontrol tingkat birahinya dalam keadaan normal. 

Situasi tak birahi bikin burung ini malas berbunyi, hingga beberapa pengagum burung sukai menggandeng burung ini dengan Hwa Mei betina sekali-sekali supaya tingkat birahinya terus terjaga. Namun jika terlampau birahi juga tak baik burung ini, lantaran bakal mengakibatkan burung mudah putus dengan kata lain patah mental, serta umumnya jika telah begini bakal sulit memulihkan mentalnya. Diluar itu dalam tingkat birahi yang tinggi akan bikin burung ini malas berbunyi. Perawan harian, cukup mandi di keramba saat pagi hari, serta kemudian extra fooding jangkrik 2 hingga 3 ekor, serta dijemur ditempat yang tinggi sepanjang 2 - 4 jam. Sore hari juga butuh mandi untuk mendinginkan suhu badannya, dan mengontrol birahinya supaya tak turun maupun terlalu berlebih.

No comments

Powered by Blogger.